Keluarga Strategis : WUJUDKAN NYATA!

Kamu yang dulu bukanlah yang sekarang, dulu kau gadis sekarang emak-emak


Berawal dari keisengan tanya tentang rencana pendidikan sang buah hati ke salah seorang mbak kesayangan ketika di asrama, berakhir dengan kegalauan super malam ini. Hehehe.. Padahal sih mbaknya inspiring banget.

Ada agenda rutin yang dimiliki alumni asrama Rumah Kepemimpinan (RK) PPSDMS regional Jogja angkatan 6 (yang kemudian disebut nanem-srinem; nanem adalah nakula enem yang mana merupakan kumpulan alumni asrama putra; srinem adalah srikandi enem yang mana merupakan kumpulan alumni asrama putri). Agenda tersebut berjudul "Assalamualaikum Dulur" (a.k.a Asdul) yang sudah berjalan lebih dari satu tahun dengan pergantian kepengurusan sebanyak satu kali. Kepengurusan kedua ini (yang selanjutnya disebut syarikat syahdu) isinya anak gokil semua -seenggaknya pengurus dari srinemnya gokil semua, soalnya gak kenal secara personal sama pengurus yg nanem-. Gokil di sini berarti kreatif. Di akhir setiap sesi pasti akan selalu ada sesuatu yang bikin baper dan kangen sama temen-temen di asrama.

Malam ini (25 Februari 2016), Mbak Nadia Rahmawati mendapat giliran menjadi narasumber Asdul tersebut. Mbak Nad a.k.a Am Nad ini dulunya adalah supervisor asrama putri yang saat ini sudah berkeluarga dan tinggal di Birmingham, Inggris. Beliau memiliki seorang suami yang banyak orang bilang keren (aku belum pernah kenal sama suaminya). Orang bilang, suami Am Nad ini adalah aktivis yang komplit, karena secara intelektual jos, agama oke, kepemimpinan juga mantap, dll. No wonder lah bisa dapet istri se-cetarrr Am Nad. Hehehe... Mereka berdua dikaruniai seorang anak perempuan yang cantik banget (maaf ya aku gak mau pasang foto bayi -due to internet abuse towards baby photos- jadi aku gak bisa nunjukin kecantikannya). Kalau boleh aku berujar, keluarga ini pada waktunya akan menjadikan Indonesia jauh lebih baik dibandingkan hari ini (and i'm waiting for that time to come, Am).

Membicarakan rencana hidup adalah hal yang sulit

Sesi Asdul yang dimoderatori Tito (nanem) awalnya sedikit kacau karena banyak obrolan ngalor-ngidul gak penting dari para nanem srinem yang gak terkontrol. Tito sendiri mungkin berjibaku dengan sinyal sehingga timbul dan tenggelam di grup. Hahaha... Obrolan mulai terarah ketika mulai membicarakan tentang rencana hidup ke depan. Ya walaupun jawaban Am Nad ternyata di luar dugaanku. Hehehe...

"Sesungguhnya pertanyaan tentang lifeplan adalah yang tersulit bagi saya. Saya mah yang penting bisa berkontribusi di mana aja gakpapa." - Nadia

Masih kata Am Nad nih, katanya kalau sudah punya anak pengennya sama anak terus. Hehehe... (Tepat seperti perkiraanku kan kan kan). Jawaban ini memang normatif sih, tapi somehow, semenjak tahun terakhir kuliah aku selalu punya pikiran yang tepat sama seperti Am Nad ini. Setiap ditanya orang tentang lifeplan pasti gak akan pernah punya jawaban pasti. Terlebih di tahun-tahun itu ada peristiwa yang membuatku sadar bahwa pada akhirnya aku sebagai perempuan akan ikut suami, ke mana dia pergi aku akan ikut (gak mau long distance marriage soalnya). Nah nek dapet suami yang kerjanya pindah-pindah? Artinya akan sulit dong buat aku memasang goal kerja mapan di institusi tertentu. Satu-satunya yang bisa dipasang ya hanya "yang penting tetap berkontribusi untuk kebaikan orang banyak". Toh aku belum ada gambaran jodohnya siapa, kerja apa, tinggal di mana, dll dsb (well, curcol sithik boleh lah ya).

Kenapa jawaban Am Nad mengejutkanku? Karena dulu sih seingetku, Am Nad yang ngajarin aku buat bikin lifeplan. Ahihihi... Well, tapi lifeplan tetep penting kok. Hehehe... Hanya gak bisa terlalu saklek dan memaksakan lifeplan itu sendiri, plan A, B, C harus selalu dipersiapkan. Yaaa... walaupun aku masih belum terlalu banyak menyusun rencana masa depan sih. (eh, bentar tetiba teringat perkataan Nita waktu di Manyaifun, "aku pengen nikah muda, biar bisa segera nyusun lifeplan bareng-bareng." gak persis gitu sih kalimatnya, tapi kurang lebih begitu. Nancep!). Oke itu poin tentang rencana hidup.

Tentang pendidikan anak

Nah berikutnya, pertanyaan isengku disampaikan sama moderator. Asli iseng banget! Cuma karena merasa harus tanya sesuatu di Asdulnya Am Nad, terus keingetan wajah anaknya Am Nad, dan disambung-sambungin aja sama hidup Am Nad. Pertanyaan isengku berkaitan dengan rencana pendidikan anak-anak Am Nad kelak (since Am Nad adalah lulusan Universitas Birmingham di bidang edukasi). Pertanyaan ini juga keluar dari hasil pengamatanku sejak aku gabung di komunitas emak-emak yang setiap hari bahasannya gak jauh-jauh tentang anak, anak, dan anak. Jawaban dari Am Nad adalah super super super bikin pengen beli tiket ke Birmingham dan duduk ngopi bareng Am Nad buat tanya lebih dalem lagi tentang apa yang Am Nad sampaikan.

Am Nad ngebocorin sedikit tentang konsep pendidikan di keluarga Am Nad, yang dari sana kelihatan bahwa komunikasi antara Am Nad dan suaminya sangat mantap dan berbobot. Meminjam istilah Mas Adlan (admin Asdul), "Diskusi-diskusi di keluarga kecil mereka sepertinya sangat berkualitas". Kemudian pembahasan berlanjut pada hasil tesis Am Nad yang masyaallah bikin merinding.

"God consciousness harus jadi pusat pendidikan. Mengajari cara berpikir itu lebih penting. Gimana biar nggak asal judge. Gimana biar bisa mikir saintifik. Gimana biar bisa solve problems. Anak harus bisa jadi complex thinker." - Nadia

Am Nad juga bilang bahwa yang penting dalam pendidikan anak adalah mengajari cara berpikir, karena mengajari cara berpikir itu lebih susah daripada mengajari norma-norma. Untuk dapat mengajari cara berpikir ini katanya orangtuanya harus paham filsafat yang kalau di keluarganya diampu oleh sang suami (berabe cari cowok filsafat lah ini wakakak). Am Nad juga bilang bahwa ada tujuh hal penting yang harus menjadi fokus pendidikan, ketujuhnya adalah:

1. God consciousness, kesadaran akan Tuhan
2. Complex thinker, kemampuan berfikir secara kompleks
3. Noble character, akhlak yang mulia
4. Healthy lifestyle, gaya hidup sehat
5. Interpersonal relation, hubungan antar manusia
6. Cultural relation, hubungan budaya
7. Leadership, kepemimpinan

Sayangnya, karena keterbatasan waktu yang ada Am Nad tidak sempat menjelaskan secara detail. Berharap suatu hari bisa dapat penjelasan komplitnya, entah Am Nad sendiri yang menuliskan atau bagaimana. Masih menurut Am Nad, tugas orangtua dan sekolah adalah mendidik anak untuk bisa menjadi citizen yang baik, anak sadar bahwa dirinya ada di tengah masyarakat dan negara. Saat ditanya tentang buku yang Am Nad rekomendasikan untuk dibaca oleh para orangtua (dan calon orangtua) berkaitan dengan pendidikan anak, Am Nad menyebutkan empat judul buku, yaitu:

1. Tarbiyah project daud tauhidi
2. Education character karangan Thomas Lickona
3. Naquibb Al Attas
4. Thariq Ramadhan

Am Nad menutup jawaban singkatnya terkait pertanyaan tentang pendidikan anak dengan pernyataan bahwa menjadi orang tua harus banyak tawakkal dan prihatinnya. Anak adalah titipan Allah jadi sebaik-baik yang menjaga ya Allah. Tugas orang tua hanyalah berusaha untuk menjadi perantara yang terbaik.

Pertanyaan berikutnya lebih pada urusan internal RK PPSDMS sih, sehingga rasanya tidak untuk dibagikan pada publik, walaupun sebenarnya jawaban dari Am Nad super banget sih. Sesi tanya jawab pun berlanjut dengan sesi santai dan untuk lucu-lucuan kemudian ditutup dengan ungkapan kekangenan srinem terhadap Am Nad plus lagu "Home"-nya Michael Buble sebagai backsound. Lengkap sudah kangennya. Hehehe...

Keluarga strategis BISA diwujudkan kok

Keluarga Am Nad adalah salah satu bukti bahwa keluarga strategis itu benar-benar bisa diwujudkan, bukan sekedar dibayangkan apalagi dijadiin bahan bercandaan. Oke, ini TERLEPAS dari kenyataan bahwa baik Am Nad maupun suaminya sama-sama punya keterkaitan dengan asrama yang sama ya. Plis stop bapernya -_- Keluarga strategis bisa diwujudkan jika baik suami maupun istri secara individu merupakan pribadi-pribadi unggulan yang paham betul apa hakikat hidup yang mereka jalani. Keputusan kedua individu tersebut untuk saling mengikat dan terikat dalam ikatan pernikahan juga dilandasi ilmu yang cukup dan mumpuni, tahu betul kenapa dia harus menikah dan apa yang akan dia lakukan dengan pernikahannya. Tentunya harus terus meningkatkan kualitas diri dan juga kualitas mereka sebagai pasangan. Keluarga strategis merupakan sebuah upaya untuk membangun Indonesia yang lebih hebat dari tataran keluarga. Sounds cool yah....

Tapi aku masih jauh banget... Hahaha... Memenuhi prasyarat sebagai pribadi unggulan pun belum sanggup. Ilmu juga masih cetek, pengalaman apa lagi, wakakak... Masih panjang perjalanan, sepertinya. Tapi siapa sih yang tau mau dibawa ke mana hidup kita sama Allah? Biarin aja hidup tetap dengan kejutan-kejutannya... Keluarga strategis: WUJUDKAN NYATA FAH! Bukan masalah siapa-siapanya, tapi yang penting ada niat dulu. Kalau dipepet cowok yang gak worth the wait, cuekin ajaaaa~~ (lhah curcol lagi, bolehlah dikit, hehehe).

Sekali lagi aku pengen bilang ke Am Nad, "Am, kamu yang dulu bukanlah yang sekarang. Dulu kau gadis sekarang emak-emak. Banyak banget yang berubah dan aku suka!". 



Banguntapan, 25 Februari 2016
Ardhika Ulfah

4 komentar:

  1. Nice share Fah. Diskusi grup wa or semacamnya gitu ya? Bagus bgt kamu rangkum. Keep sharing cinta..

    BalasHapus
    Balasan
    1. Yuhuu~ iya ya mbak... harusnya tiap diskusi grup gitu aku tulis ya biar gak rontok ilmunya... Padahal aku sering ikutan diskusi di grup tapi gak pernah kutulis, ketumpuk-tumpuk bahkan sering kehapus juga.... Hmmm Hmmm~~~ Sharing is caring kan mbaaak? :)

      Hapus
  2. Nice share Fah. Diskusi grup wa or semacamnya gitu ya? Bagus bgt kamu rangkum. Keep sharing cinta..

    BalasHapus