Perempuan, Berjilbab, dan Solotravelling (Habis) : Kuala Lumpur

“Wherever we travel to, the wonderful people we meet become our family.” 
― Lailah Gifty Akita


Keluarga itu soal rasa, bukan hanya ikatan darah


Tiga hari terakhir di perjalanan kemarin akan aku rangkum dalam satu tulisan. Kenapa? Karena kalian gak akan tertarik denger cerita cewek yang lagi belanja, jadi kuskip semua bagian belanja itu. Sementara tiga hari terakhir, kerjaan utamaku adalah keluar-masuk pasar seni, chinatown dan pavillon (yang terakhir bukan belanja, cuma ngelongok doang, hehehe). Jadilah cuma ini yang bisa kuceritakan.

Kembali ke Kuala Lumpur, serasa kembali ke rumah

Menginjakkan kaki kembali di Kuala Lumpur rasanya begitu bahagia. Seolah sudah sampai ke kota sendiri. Padahal ya masih ribuan kilometer dari rumah, hehehe. Rasa yang gak biasa itu mungkin muncul karena aku sudah mulai familiar dengan Kuala Lumpur, kotanya, orang-orangnya, makanannya, dll. Mungkin juga karena efek perjalanan di Thailand yang cukup berat dan melelahkan, hehehe.

Tujuan pertamaku hari ini adalah Masjid Negara. Selain memang masjid selalu ada di dalam list "tempat wajib dikunjungi" buatku, tujuanku jalan-jalan ke masjid ini adalah mau numpang mandi, hehehe. Maklum, belum dapet tempat mandi dari hari sebelumnya dan belum bisa numpang mandi di hostel karena check in juga masih siang nanti.

Tampak dalam masjidnya
Bayanganku, masjid negara ini akan se-wow masjid istiqlal, karena sama-sama masjid negara kan? Eh ternyata, ya gak jauh-jauh banget sama maskam UGM lah, cuma serambinya gede dan kolamnya ada di tengah serambi. Di masjid ini ada pusat informasi dan pusat edukasi Islam gitu-gitu lah, aku ngeborong leaflet tentang ilmu-ilmu Islam yang ada di sana. Bagus-bagus informasi di leafletnya, ajaran Islam yang benar dan lurus, setidaknya menurutku sebagai seorang muslim ya. Walaupun secara penyampaian menurutku masih agak kaku.

Menuntut ilmu itu wajib atas setiap muslim
Sejauh yang kulihat, masjid merupakan salah satu tempat yang banyak dikunjungi wisatawan di Malaysia. Aku sendiri datang saat rombongan turis Tiongkok sebanyak dua bis masuk dan melihat-lihat isi masjid. Makanya, ada banyak informasi seputar Islam di sana. Apa kabar Indonesia? Masjid-masjid tempat wisata sih rame pake banget, tapi bukannya informasi Islam yang lurus yang didapet, bukannya bangunan masjidnya yang dimakmurkan dengan sholat dan lantunan Quran, eh malah nenggrok di makam para sunan. Sedih tau! 

Beranjak dari Masjid Negara aku memanfaatkan fasilitas GoKL alias Hop on Hop off alias bis gratis untuk keliling Kuala Lumpur sak-kayange, sepuasnya! Aku manfaatkan seluruh jalur bis, masing-masing dari pemberhentian awal sampai pemberhentian akhir, lumayan lah, melihat seluruh Kuala Lumpur, meski hanya di balik kaca jendela bis gratisan, hihihi.


Ngabur sama Joshua

Seharusnya aku istirahat dengan tenang di hostel sore itu, tapi pertengkaran hebat seorang mbak-mbak bule dengan mas-mas asal Turki membuat suasana hostel jadi gak nyaman. Mana si embak bule pake acara bilang kalo dia pernah digodain sama cowok itu waktu mereka ketemu beberapa waktu lalu. Dia juga bilang "Hati-hati ya" ke aku pake bahasa Indonesia (dia mengaku sebagai orang Jakarta, ebuset...). Kan jadi horor -_-.

Untung, gak lama setelah kejadian itu, Joshua sampai di hostel dan membawaku kabur! yeah! Hahaha, enggak kabur juga sih, tapi lumayan lah pergi dari tempat yang lagi bikin aku ngerasa gak nyaman dan sedikit ketakutan. Joshua (yang kemudian mungkin lebih baik dipanggil bang Joshua deh -ngerasa gak sopan e kalo njangkar, langsung nama, maklum orang Jawa) ngajak aku ke suatu tempat yang kalau gak salah namanya Ampang. Semacam bukit bintang di Pathuk, Gunungkidul. err~~ awalnya aku ngeliatnya kayak spot orang pacaran. Tapi ternyata setelah agak lama di sana, banyak keluarga dan kelompok anak muda yang makan di sana, berarti bukan spot orang pacaran lah ya. Btw, ketika sampai di sana dan turun dari mobil, kami disambut lagu "Ayat-ayat cinta"-nya Rossa lho, berasa di Indonesia banget. 

Anak-anak ABG di sana mengingatkanku pada beberapa sepupuku di Banjarnegara: merokok sebelum waktunya. Aduh dek, masih terlalu kecil kamu nak... Selalu ngerasa sayang sama anak-anak kecil yang udah kenalan sama rokok. Yah... Kondisi sosial di ASEAN kayaknya gak jauh beda ya... Aku juga nemu beberapa yang kayak gini di Hat yai. Hmm... Jadi pengen eksplor ASEAN lebih jauh lagi~.


Keluarga yang terpisah ikatan darah

Masakan ibunya bang Joshua, enak bangeeet
Puas seharian cuci mata dan cuci dompet dengan belanja-belanja di Pasar Seni (dan sebuah tempat belanja di deket Kota Bharu, lupa apa namanya), malam harinya aku kembali ngabur sama Bang Joshua (kali ini aku ngabur dari mas-mas resepsionis yang bikin gilo, hahaha). Tujuan utama dari ngabur kami kali ini adalah rumah orangtua Bang Joshua di Klang, jangan tanya itu di sebelah mana, yang jelas di luar Kuala Lumpur. Aku gak mungkin cerita detail apa aja yang kami obrolin dan lakuin, karena toh itu gak penting buat kalian tau. Yang jelas, keluarga ini sukses bikin aku baper dan jatuh cinta. Sebuah keluarga yang hangat dan terbuka, gak jauh beda sama keluargaku. Rasanya kayak nemuin keluarga baru. Lain waktu kalau aku ke Malaysia lagi, dateng ke keluarga ini wajib lah!


Dipasangin hena sama Jennifer, bukan karena mau nikah ya plis -_-
:)
Main ke rumah ortunya Bang Joshua ini jadi pamungkas perjalanan 8 hariku ke Malaysia-Thailand kali ini. Penutup yang manis, sangat manis :) Besoknya, setelah belanja (lagi) aku menuju bandara untuk pulang ke Indonesia. Sepanjang hari aku senyum-senyum sendiri, gak percaya aku berhasil melalui 8 hari yang membawa banyak pengalaman baru, mempertemukanku dengan orang-orang baik dan tanpa pamrih, dan terlebih lagi menyadarkanku bahwa manusia itu memang satu keluarga besar, gak peduli suku, agama, ras dan adat, selama bisa saling menerima, mengesampingkan perbedaan yang ada. 

1 komentar: